Himatip Gelar Kuliah Umum : Indonesia Goes To Zero Hunger
Kaprodi TIP menyerahkan piagam kepada pemateri kuliah umum - Nanda |
Lpm-papyrus.com - Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian (Himatip) Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang (Unitri) Malang, gelar kuliah umum bertemakan "Indonesia Goes To Zero Hunger" dan mengundang Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Nani Ratnaningsih, sebagai pemateri, Kamis (22/11).
Dalam kuliah umum tersebut, Dr. Nani memberikan pembelajaran mengenai upaya yang dapat kita lakukan selaku akademisi untuk membawa Indonesia ke zero hunger atau anti kelaparan. Selain itu, beliau juga memaparkan permasalahan di Indonesia khususnya menyangkut gizi.
"Di Indonesia ada 2 masalah yang terkait dengan gizi, yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Untuk tema goes to zero hunger ini berkaitan dengan gizi kurang, sedangkan kondisi di Indonesia saat ini sudah mencapai 17% gizi buruk, dan stanting yang diderita lebih dari 30% masyarakat Indonesia, jika hal ini dibiarkan terus menerus maka akan mempengaruhi kehidupan generasi penerus dan negara kita tidak akan semaju negara lain yang sudah bagus status gizinya,"jelas Nani.
Nani juga berpesan kepada Mahasiswa khususnya Program Studi Teknologi Industri Pertanian untuk meningkatkan produk pangan yang diolah dari hasil pertanian agar dapat mencegah gizi buruk dan gizi lebih, karena untuk mengatasi hal ini membutuhkan strategi yang berbeda.
"Untuk gizi buruk dan gizi lebih ini memiliki perlakuan yang berbeda dalam mengatasinya, jadi sebagai mahasiswa teknologi industri pertanian harus dapat mengatasi keduanya,"ujar Nani saat ditemui Papyrus.
Sementara itu Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknologi Industri Pertanian, Lorine Tantalu saat ditemui usai acara, berharap mahasiswa Unitri dapat mengetahui dampak dari kekurangan gizi buruk dan nantinya dapat memberikan solusi untuk menanggulangi permasalahan ini di daerah asal.
"Harapannya setelah mengikuti kuliah umum ini, mahasiswa Unitri mendapatkan pengetahuan terkait bahan yang dapat digunakan untuk pangan, karena jika masalah pangan tidak teratasi maka akan berdampak pada pola kehidupan, oleh sebab itu, jika nantinya mahasiwa kembali ke daerah asal maka dapat menuntaskan masalah pangan di daerah masing-masing,"pungkas Lorine. (nanda)
Tidak ada komentar