Asah Kreativitas Mahasiswa, PGSD Unitri Gelar Workshop
Peserta workshop sedang aktif dalam kelompoknya |
Papyrus - Perhimpunan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Tribhuwana Tungadewi (UNITRI) Malang mengadakan workshop dengan tema "Media Interaktif" di Gedung Olahraga, Lantai II, Kamis (12/03/2020).
Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah Program Studi (Prodi) antara lain Prodi Akuntansi, Prodi Biologi, Prodi Pendidikan, beberapa guru SMPN 11 Malang, dosen pendidikan Universitas Merdeka Malang serta dosen pendidikan Fakultas PGSD Unitri.
Dekan Fakultas PGSD Dr. M. Rifa'i, SE., MM mengatakan, ada beberapa kriteria yang harus dilakukan di antaranya creative thinking, kolaboratif, komunikasi, dan organisasi agar pembelajaran bisa menarik bagi para siswa.
"Iya, supaya siswa tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran yang dilakukan, jadi kita mencoba untuk mempelajari sifatnya yang konversional agar menjadi kreatif lagi," ujarnya.
Ketua pelaksana Petrus Paulus Leu menyampaikan dalam sambutannya, pendidikan sekolah dasar adalah pendidikan sebagai awal untuk proses dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
"Kita ketahui bahwa pendidikan guru sekolah dasar, pendidikan untuk anak SD. Bagaimana seorang guru cara mendidik bisa menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran seperti media pembelajaran sehinga bisa melaksanakan proses pembelajaran," imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pemateri Mastini, M.Pd. Ia mengatakan, bekal mahasiswa PGSD untuk kegiatan magang dengan arahan 6 C yaitu creative, critical thinking, communication, collaboration, inovative, organisasi.
"Nah untuk melaksanakan 6 C ini memang guru harus berpikir bagaimana caranya agar siswa yang jauh lebih berperan aktif di bandingkan gurunya. Nah itu yang dibekalkan dalam workshop hari ini, kalau saya tadi berbasis dengan alat-alat sederhana, nanti dialihkan dengan IT-nya. Harapannya mahasiswa yang sekarang dapat bekal keseimbangan, ada berbasis IT ada yang pakai media sederhana yang dibuat oleh siapapun," katanya.
Saat kegiatan berlangsung Mastini menyuruh mahasiswa duduk dalam bentuk kelompok untuk mempraktekan langsung tanpa teori.
"Kalau dikaitkan dengan 6 C tadi, pembentukan kelompok itu yang termasuk ke communication ke collaboration, jadi sudah langsung mereka laksanakan tanpa harus dengan teori seperti apa gitu," imbuhnya.
Salah satu peserta yang mengikuti kegiatan workshop Maria Elisabeth Olo Bere mengaku sangat senang usai mengikuti workshop tersebut.
"Perasaan saya, setelah menggikuti kegiatan workshop tadi, saya sangat senang mendapat pelajaran. Dan harapan saya ke depan itu, semoga saya dapat mempraktekkan kembali apa yang tadi saya dapat," ujarnya. (epak/ adril)
Tidak ada komentar