Unitri Kuliah Online di Tengah Infeksi Covid-19, ini Keluhan Mahasiswa
Papyrus - Menyebarnya wabah virus corona membuat rektor universitas Tribhuawana Tunggadewi (Unitri) Malang mengambil kebijakan liburkan Proses Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) tatap muka.
Hal ini dirasa perlu guna mengantisipasi agar mahasiswa tidak terkena wabah tersebut dengan mengubah perkuliahan ke jejaring online.
Dalam perkuliahan online, dosen dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan PKBM seperti memberi tugas dengan dikirim menggunakan email. Hal seperti ini dirasa perlu agar mahasiswa tidak hanya berdiam diri di kosnya masing-masing.
Namun di tengah kebijakan yang memperhatikan keselamatan bersama itu, membuat resah sebagian mahasiswa dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen.
Hal ini diutarakan oleh salah satu mahasiswa asal Bojonegoro, Dani. Dia mengatakan terbebani dengan menumpuknya tugas dari masing-masing dosen. "ini sangat membantu kita semakin tahu, namun lama-lama bisa botak juga kepala dengan silih bergantinya tugas," ujarnya.
Dani juga melanjutkan lebih baik masuk seperti biasa, karena dia merasa tidak serumit seperti perkuliahan online. "Iya, sebelum perkuliahan dialihkan ke sistem online, tugas tidak serumit ini dan tidak sebanyak ini," ungkapnya.
Hal seirama juga di lontarkan oleh Ismawati. Dia mengaku antara siap dan tidak siap atas kebijakan yang dikeluarkan dosen, karena setiap hari setiap malam kurang istirahat diakibatkan materi yang tidak selesai-selesai.
"Jika tugas-tugas dikurangi, tidak apa-apa liburan sampai tanggal 28 Maret. Karena jujur saya sampai lupa untuk makan demi menyelesaikan tugas yang jam segini harus kumpul," ujar mahasiswa managemen tersebut.
Dia berharap komunikasi antara mahasiswa dan dosen dapat berjalan dengan baik agar dapat saling memahami. Sehingga semua pihak sama-sama diuntungkan dengan kebijakan belajar mengajar via online tersebut.
Akan tetapi, Ismawati juga berpesan kepada mahasiswa agar tetap sabar dan tabah dalam menyelesaikan tugas-tugas.
"Kita sabar aja wes, kita jangan banyak mengeluh, ini demi kebaikan kita. Males kesel sudah hal biasa yang dialami setiap insan, namun ini semua sebagai proses kita menuju masa depan cerah," tutupnya. (Hanifuddin)
That's good. Makin banyak mahasiswa yg sadar dan kritis akan lebih baik. Appun kita tetap masyarakat intelek yg cerdas..
BalasHapus