"Pantai Gersang" Puisi Erdus Anggal
(Gambar: ilustrasi) |
Papyrus - Tiada senja tiada sepoi angin,
Ombak tenang tanpa desiran,
Hanya sampah yang berserakan,
Semua mati dalam pandangan.
Ombak tenang tanpa desiran,
Hanya sampah yang berserakan,
Semua mati dalam pandangan.
Batu karang kering kerontang,
Seperti mati dalam kutukan,
Membentuk tugu pajangan,
Berdiri kokoh tanpa tujuan.
Seperti mati dalam kutukan,
Membentuk tugu pajangan,
Berdiri kokoh tanpa tujuan.
Bekas-bekas kaki jadi kenangan,
Melukis peradaban yang di tinggalkan,
Ada kehidupan yang di asingkan,
Riuh ronta jiwa kesepian.
Melukis peradaban yang di tinggalkan,
Ada kehidupan yang di asingkan,
Riuh ronta jiwa kesepian.
Tiada tanda yang di baca mata,
Tentang senja yang di inginkan,
Merona kilau membentang cakrawala,
Hanya kenikmatan dalam keheningan.
Tentang senja yang di inginkan,
Merona kilau membentang cakrawala,
Hanya kenikmatan dalam keheningan.
Aku adalah jiwa yang menginginkan,
Nyatanya hidup dalam kesempatan,
Merasakan alam yang sungguhan,
Sepertinya jiwaku riuh dalam lukisan.
Nyatanya hidup dalam kesempatan,
Merasakan alam yang sungguhan,
Sepertinya jiwaku riuh dalam lukisan.
Malang, 31 Mei
(Erdus Anggal)
Terimakasih 😊
BalasHapus