GMNI Cabang Malang Adakan Diskusi untuk Mengkawal Aspirasi Mahasiswa
Peserta foto bersama seusai diskusi |
Papyrus - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Malang adakan diskusi di Jl. Tlogoindah Gang 4 No. 45 tentang nasib mahasiswa ditengah pandemi Covid-19, pada Senin, (15/6/2020).
Dasar dari diskusi tersebut adalah untuk membahas permasalahan-permasalahan mahasiswa ditengah pandemi terkait pembayaran uang semester/uang kuliah tunggal (UKT).
Gmni Cabang Malang tergerak untuk berdiskusi terkait aspirasi mahasiswa yang tergabung di Gmni dan diikuti oleh 16 orang kader .
Ketua Gmni Cabang Malang, Kaitanus Angwarmas mengatakan bahwa Gmni bersinegritas bersama kader-kader Gmni yang berkedudukan di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kota Malang untuk mengkawal bersama aspirasi mahasiswa ditengah pandemi.
"Seperti Universitas Merdeka Malang (UNMER), LPM, Wisnu, Kanjuruan, Unitri dan UMM untuk menjadi satu kekuatan aspirasi mahasiswa yang mengalami kendala ditengah pandemi Covid-19," ungkapnya saat diwawancarai Papyrus, pada Senin sore (15/06).
Kaitanus juga menjelaskan tujuan dari diskusi tersebut adalah untuk mensejahterakan mahasiswa di tengah pandemi Covid-19 yang memberatkan mahasiswa dalam proses perkuliahan.
"Jadi tidak ada kendala-kendala yang kemudian memberatkan mereka misalnya untuk kuliah, memikirkan uang registrasi semester yang begitu tinggi, sedangkan situasi pandemi ini membuat ekonomi lemah. Kiriman orang tua tidak lancar dan itu yang menjadi tujuan kita untuk membantu pengawalan aspirasi-aspirasi ini," jelasnya.
Kaitanus mengatakan poin penting dalam diskusi tersebut adalah mendesak Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan Indonesia dan Pemerintah Kota/DPRD Kota Malang.
"Untuk dengan secepatnya mengeluarkan surat edaran terkait keringanan/pemotongan SPP/UKT kepada setiap kampus karena mahasiswa ada tekanan ekonomi dan tidak menikmati fasilitas kampus," tegasnya.
Salah satu kader Komisariat Merdeka Unmer, Melina Putri Efara mengatakan pandemi Covid-19 sangat mengguncang perekonomian, jika kampus tidak adanya pemotongan biaya perkuliahan maka sangat memberatkan mahasiswa dengan keadaan ekonomi menengah kebawah.
"Sangat menyayangkan biaya perkuliahan yang begitu tinggi ditengah pandemi ini, karena selain sistem perekonomian yang sedang terguncang akibat pandemi Covid-19, mahasiswa juga tidak menikmati fasilitas kampus sebagaimana mestinya," Ujarnya.
Melina juga menegaskan kepada pemangku jabatan menteri pendidikan Nadiem Makarim agar dapat mengeluarkan surat edaran.
"Sebagai menteri pendidikan sebaiknya beliau segera mengeluarkan surat kepada seluruh Universitas yang ada di kota Malang untuk dapat melakukan pemotongan biaya perkuliahan ditengah pandemi Covid-19, karena alasan-alasan yang telah dikemukakan tadi," tegasnya.
Melina sangat mengapresiasi dengan adanya diskusi yang diadakan oleh Gmni cabang Malang pada senin sore.
"Dengan adanya diskusi kemarin GMNI Cabang Malang sudah ikut andil dalam berjuang untuk kepentingan mahasiswa di Kota Malang dan saya berharap juga gerakan ini akan terus dikawal penuh," tutupnya. (Epak)
Tidak ada komentar