Hadir sebagai Narasumber, Novin Wibowo : Pentingnya Attitude Mahasiswa Dalam Ciptakan Karya
Rasan-Rasan Film yang selenggerakan oleh Dewan Kesenian Malang |
Papyrus - Hadir sebagai narasumber pada acara Rasan-Rasan Film yang diadakan oleh Dewan Kesenian Malang (DKM), Novin Wibowo Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengungkapkan pentingnya attitude atau sikap kerja pada diri mahasiswa, Minggu (28/03/2020).
Rasan-Rasan
Film dalam rangka memperingati hari film nasional yang diselenggarakan di
Pendopo Dewan Kesenian Malang ini, menghadirkan empat narasumber, CEO Paradise Academi Vicky Arief, Sutradara Film Mahesa
Desaga, Praktisi Film Nasional Sudjane Ken Ken, serta Novin Wibowo sendiri.
Sedang berlangsungnya acara Rasan-Rasan Film di Pendopo Dewan Kesenian Malang |
Saat diwawancarai, Novin Wibowo mengaku bahwa di Malang sendiri aktivitas pergerakan film di dunia kampus itu sudah lumayan, hanya saja terkadang mahasiswa itu membuat film bukan karena memiliki kesadaran, bahwa membuat film itu adalah sebuah karya, tapi karena semata-mata hanya untuk memenuhi tugas kuliah.
“Kalau di
Kota Malang sebenarnya geliat film sudah lumayan, artinya teman-teman yang
sadar tentang komunitas, yang sadar tentang belajar bersinema itu sebenarnya
itu sudah banyak, geliatnya sudah bagus kok anak-anak produksi film. Artinya
disemua kampus di UMM, di UNITRI juga dibeberapa tempat juga sudah produksi,
hanya memang lagi-lagi di Malang itu produksi film karena tugas, dan akhirnya
produksiya hanya untuk nyelesaikan tugas. Jarang rasanya saya melihat film maestro
atau film-film yang dibikin atas kesadaran penuh bahwa film itu karya gituloh,
itu yang maksudnya tidak banyak di Malang. Rata-rata karena tugas ya kalo di
kampus,” ungkapnya.
Novin
Wibowo juga mengungkapkan bahwa, kecuali mahasiswa mau untuk membuat komunitas
diluar kampus ataupun di dalam kampus yang berbasis independen dan dari sana
mahasiswa bisa belajar untuk membuat film, sedangkan kampus adalah tempat
mereka untuk belajar.
“Kecuali
mereka berkomunitas diluar kampus ya. Diluar kampus mungkin beda lagi
ceritanya, atau mereka berkomunitas didalam kampus, tapi projeknya independen
atau projek sendiri bukan karena tugas, itu jauh lebih bagus mereka belajar.
Artinya gini, kampus itukan sebagai wadah untuk mereka belajar tentang
bagaimana film dari sisi akademik maupun dari sisi produksi atau penciptaan,
nah mereka belajar tentang itu dan kampus tempat mereka digodok,” jelasnya.
Novin
Wibowo juga menambahkan bahwa, attitude dalam bekerja saat ini adalah
yang paling dibutuhkan.
“Saya
takutnya saat ini bukan seberapa bagus skill mereka, tetapi seberapa
bagus attitude, atau sikap kerja mereka. Karena sekarang yang dicari
adalah orang yang disiplin, orang yang punya attitude, yang punya sikap
kerja, menurut aku sih itu yang sekarang lagi
dicari. Tidak cuma masalah karya loh ya, tapi attitude dalam
berkarya. Contoh misalnya kamu shoot, kamu jago editing, pertanyaannya
ketika kamu shooting, editing-mu enggak selesai-selesai, ditunggu
sepuluh bulan ngak selesai-selesai padahal filmnya harus segera tayang, inikan
masalah attitude, persoalan komitmen. Gitu sih,” ujarnya.
Melihat
perkembangan komunitas film yang mulai berkembang di Malang saat ini, Novin
Wibowo mangaku bahwa kritik film sangat dibutuhkan untuk membangun dan juga
untuk menjaga keseimbangan.
“Kritik
itu baik ya untuk membangun. Artinya kritik itu memang harus ada untuk
keseimbangan. Tetap harus ada,” tutupnya. (Alex)
Tidak ada komentar