Mahasiswa Tekim Unitri Terbitkan Buku Perdana, Ungkap Suka-Duka Selama di Malang
Faruq Bytheway, mahasiswa Unitri yang menerbitkan buku "Nanti Ketika di Malang" |
Papyrus - Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Faruq Bytheway menerbitkan sebuah buku fiksi kumpulan puisi, yang berjudul “Nanti Ketika di Malang”, Minggu,(07/03/2021).
Faruq
menjelaskan bahwa motivasi dibuatnya buku tersebut dikarenakan untuk membagi
kisah perjalanan hidupnya selama berada di Kota Malang.
“Yang
memotivasi saya untuk menerbitkan buku ini adalah perjalanan saya selama berada
di Kota Malang. Saya ini kan aslinya Sampang pulau Madura, kemudian saya
menuliskan perjalanan saya dalam bentuk puisi, kemudian saya terbitkan,” ucapnya.
Cuplikan buku "Nanti Ketika di Malang" |
“Saya
mulai menulis sejak tahun 2017 hingga pada bulan Februari 2021 kemarin diterbitkan
buku tersebut,” kata Faruq, mahasiswa jurusan Teknik Kimia tersebut.
Faruq
juga mengungkapkan filosofi judul yang diambil dalam buku tersebut adalah
sebagai bentuk ungkapan bahasa selama berada di Kota Malang.
“Filosofi
“Nanti Ketika di Malang” itu tetap adalah sebuah ungkapan-ungkapan bahasa
selama ada di Malang. Yang terdiri dari keluh-kesah, lingkungan, sosial politik
yang berada di dalam ataupun di luar kampus. Kemudian memang didominasi tentang
romansa dan juga kerinduan cinta,” ungkapnya.
Faruq
juga menuturkan bahwa tujuan dibuatnya buku yang berjudul “Nanti Ketika di
Malang” ialah dengan harapan dapat bermanfaat bagi generasi muda untuk bisa menyukai dunia menulis dan
membaca puisi.
“Buku
ini, saya harap bisa bermanfaat bagi generasi muda untuk terus menulis dan
membaca serta suka puisi. Bagi saya puisi itu derajatnya lebih tinggi dari pada
tulisan-tulisan yang lain, karena dalam puisi kita bisa memadatkan sebuah
bahasa, memadatkan ungkapan kata yang sebangun yang bernyawa, dam kemudian
nantinya akan dikenang oleh banyak orang,” tuturnya.
Selain
itu, Faruq juga mengharapkan kepada sesama kaum milenial untuk lebih
meningkatkan kecintaannya terhadap literasi.
“Saya
mengharapkan kepada generasi kaum milenial untuk selalu suka terhadap literasi.
Membaca tidak hanya sekedar membuka jendela dunia, tetapi dengan membaca,
apalagi membaca buku “ Nanti Ketika Di Malang”,
mampu membuka jendela cinta kita terhadap membaca dan menulis buku itu sendiri.
Asalkan kita selesaikan dulu membaca baru menulis buku,” tutupnya. (Sukacita)
Buku yang luar biasa...
BalasHapus