Skripsi Atau Karya? Begini Tutur Kaprodi Ilmu Komunikasi Unitri
Fathul Qorib, S.I.Kom.,M.I.Kom, Kaprodi Ilmu Komunikasi saat ditemui wartawan Papyrus |
Kepala Program
Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi (Ikom) Unitri, Fathul Qorib,S.I.Kom.,M.I.Kom
menyatakan dengan melakukan penelitian mahasiswa akan diajari berpikir yang
sistemasis, metodis, kritis dan teoritis. Hal itu merupakan ciri-ciri dari
seorang mahasiswa intelektual yang akademisi
"Itu
makanya kemudian kenapa rata-rata kita memilih skripsi agar paling tidak
mahasiswa ketika lulus itu satu saja paham teori, kita selain teoritis
komunikasi itu juga mengajarkan berbagai macam keahlian yang praktis yang
basisnya praktikum bukan lagi basis teoritis,” ucap Fathul saat ditemui
wartawan Papyrus di ruangannya.
Fathul
memberi akomodasi bagi mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas akhirnya berupa
karya, tentu sesuai dengan masing-masing konsentrasi. Dosen kemudian memberikan
kesempatan kepada seluruh mahasiswa yang mau memilih tugas akhir berupa karya.
"Itu
kita akomodasi, karya ini nanti sesuai dengan masing-masing konsentrasi bila
anak jurnalistik maka dia membuat produksi berita entah cetak, online atau
video sesuai dengan pembimbing juga, kalau anak TV & Film ya buat film,
kalau teman-teman PR mereka buat event atau branding," tuturnya.
Dosen
memberi kesempatan bagi mahasiswa yang tidak ingin mengerjakan skripsi sebagai
tugas akhir. Bagi yang teoritis bisa menulis, yang gemar berkarya bisa membuat
karya dengan standarisasi mulai dari kuantitas dan kualitas yang sudah
ditentukan termasuk tim produksi.
Kebijakan
ini dimulai dari 2018, namun belum ada yang mengajukan, ditahun 2019 ada
beberapa yang mengajukan namun gagal. Di akhir 2019 ada yang berhasil satu dan
pada 2020 ada dua mahasiswa yang mengajukan tugas akhir, tapi masih banyak
mahasiswa komunikasi yang mengambil skripsi sebagai tugas akhir.
Setelah
membuat karya mahasiswa juga tetap membuat laporan, karena laporan itu yang diakui
sebagai karya tulis. seperti laporan PKL, selama pembuatan film harus ada
skrip, storyboard, draft wawancara, rencana awal, itu semua yang ada
dalam laporan menjadi judul skripsi.
Fathul
berharap semua mahasiswa komunikasi mengerti akan passionnya
masing-masing, karena skripsi ataupun karya sama bagus dan akan tetap didukung
oleh Prodi.
"Kalau
bagi saya dimana passion mahasiswa disitu yang saya dukung, jadi soal
karya atau skripsi ini sama-sama bagusnya. Kami dari para dosen mengakomodasi
mahasiswa yang mau praktikum, mau benar-benar bekerja sebagai wartawan, yang
mau fokus sebagai film maker, yang memang fokus sebagai PR yang pandai
membranding lembaga gak apa-apa kalau mau tugas akhir, tapi kalau mau jadi
dosen, guru, penulis saya sarankan untuk skripsi,” tutupnya. (Rinda/Alex/Diana)
Tidak ada komentar