Aktivitas Berubah Akibat Pandemi, Begini Ungkap Salah Satu Frater SMM Malang
Potretan Para Frater SMM Malang |
Papyrus - Adanya Pandemi Covid-19 yang merubah segala aktivitas dari berbagai Kalangan. Seperti yang dialami semua Frater Seminari Monfortan (SMM) Malang mengalami perubahan dalam berbagai kegiatan di Biara, Jl. Joyo Agung No. 100, Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (23/05/2021).
Dampak pandemi covid-19 terbilang merugikan banyak masyarakat dari berbagai kalangan. Aktivitas pun sudah dibatasi agar tidak terjadinya penularan covid-19.Salah satu Frater Gusti mengungkapkan terkait perubahan yang dialami semua Frater SMM yakni segala kegiatan yang sebelumnya dilakukan secara efektif, kini sudah tidak dijalankan sebagaimana sebelumnya.
"Ada banyak hal yang harus diubah baik itu kegiatan akademis, Rohani, pengembangan atau pengolahan diri seperti olahraga dan juga kegiatan-kegiatan pastoral lainnya. Misalnya kunjungan umat, KKN, dan misi umat. Semua itu sudah tidak jalankan sebagaimana sebelumnya," tuturnya.
Selain itu, Gusti juga menambahkan kegiatan akademis kampus-kampus lain mengadakan perkuliahan daring sebaliknya juga di rasakan semua Frater yang mengikuti perkuliahan daring.
"Sebagaimana lazimnya di kampus-kampus yang lain perkuliahan tatap muka diubah ke perkuliahan daring. Semua Frater tidak lagi pergi ke kampus untuk mengikuti perkuliahan tatap muka, tetapi mereka mengikutinya secara daring," bebernya.
Gusti juga mengatakan adanya perubahan dalam aktivitas Rohani di Biara, sebelumnya semuanya berdoa dalam satu tempat. Tetapi sejak pandemi, semuanya terbagi dalam tempat-tempat tertentu.
"Sebelumnya semua Frater semuanya mereka melakukan kegiatan Rohani di kapel St. Monfort. Tetapi karena adanya pandemi maka semuanya di bagi dalam tempat-tempat tertentu agar bisa mengurangi kerumunan dan menjaga jarak antara satu dengan yang lain," ucapnya.
Tidak hanya itu, Gusti menyampaikan pembagian kamar makan yang sebelumnya hanya satu kamar makan, namun sekarang dibagi lagi dalam tempat-tempat tertentu untuk menghindari kerumunan.
"Ketika memasuki masa pandemi sebagaimana tadi yang dilakukan dalam konteks Rohani begitu juga kegiatan dikamar makan. Maka dibagi lagi kedalam tempat-tempat tertentu untuk menghindari kontak langsung antara satu dengan yang lain," tuturnya.
Aktivitas olahraga juga sebelumnya dilakukan dengan berbagai macam olahraga, adanya perkumpulan yang melibatkan banyak orang. Namun, sekarang dianjurkan olahraga tidak melibatkan banyak orang.
"Ada berbagai kegiatan olahraga misalnya, bolak kaki dan bola voli. Tetapi untuk sementara ditiadakan, karena sifatnya melibatkan banyak orang. Hal ini rentan terjadinya penularan jika terjadi sesuatu hal yang tidak kita inginkan. Maka dianjurkan olahraga yang tidak melibatkan banyak orang seperti badminton dan tenis meja," jelasnya.
Gusti mengungkapkan semua Frater biasanya berkunjung ke Paroki untuk tinggal bersama umat dan juga para frater yang bertugas di lingkungan paroki.
"Biasanya akhir semester genap seperti ini tingkat satu melakukan kegiatan misi umat, semua Frater pergi ke paroki kemudian disana mereka tinggal bersama umat mengikuti apa yang menjadi ritme hidup mereka. Juga untuk Frater tingkat tiga, sebelumnya mereka melakukan KKN, pergi berpastoral baik itu di lingkungan paroki dan juga bertugas di bidang kategorial. Semuanya tidak bisa dilakukan namun, diganti dengan aktivitas yang lain yang makna dan manfaatnya tetap sama, hanya pola kegiatannya berbeda," tutupnya. (Tesin/Sela)
Tidak ada komentar