Salah Satu Pengusaha Kelapa Sawit Akui Sulitnya Cari Pelanggan
Kondisi Tempat Penjualan Kelapa Sawit |
Papyrus - Menjadi Pembeli Buah Kelapa Sawit memanglah menjadi usaha yang sangat menjanjikan. Mengingat bahwa di Indonesia lahan perkebunan kelapa sawit sangat luas. Tetapi, salah seorang pengusaha kelapa sawit Pinus menjelaskan tantangan menjadi seorang pengusaha pembeli buah kelapa sawit sangat besar, Minggu (23/05/2021).
Bapak Pinus yang merupakan seorang pengusaha pembeli buah kelapa sawit yang berada di daerah Desa Subah. Ia menyatakan untuk sekarang sangat susah mencari pelanggan, bahkan beberapa pelanggan Bapak Pinus pindah dan menjual buah kelapa sawitnya ke RAM (tempat jual beli buah kelapa sawit yang lebih besar) karena harganya jauh lebih mahal."Sekarangkan ram sudah buka, ada tiga ram didaerah saya ini karena sekarang pelanggan saya saja sudah lima orang yang pindah dari saya,pelanggan-pelanggan besar yang satu Dump Truck dalam satu kali ambil buahnya di lokasi," tegasnya.
Pinus sudah menyiapkan ada 500 batang kelapa sawit untuk mengantisipasi apabila kedepannya tidak lagi memiliki pelanggan.
"Secara pribadi, saya sudah menyiapkan ada 500 batang sawit, itu sudah saya siapkan. Itu salah satu pola yang saya buat, karena saya dari awal saya sudah tahu tantangannya pasti berat.” ucapnya.
Pinus menyampaikan dulu ia pernah rugi dalam membeli buah kelapa sawit hingga belasan juta rupiah dalam satu tahun ketika mendekati lebaran hingga selama dua tahun berturut-turut Bapak Pinus Mengalami Kerugian Yang Sama.
“kalau dulu saya pernah rugi dua kali dalam dua Tahun setiap lebaran , saya rugi belasan juta duakali dalam dua tahun itu kerugian saya tiga puluhan juta, jadi sekarang saya sudah antisipasi, pelanggan saya semakin sedikit jadi buah itu tidak akan mengendap dirumah, harga buah turun saya tidak akan pusing paling turun seratus, dua ratus perak, saya siap mengantarkannya ke pabrik lansung. Yang jelas ditempat penampungan ada dua sampai tiga ton saya akan antar. Itu prinsip saya usaha sekarang," tutupnya. (Adri)
Pinus menyampaikan dulu ia pernah rugi dalam membeli buah kelapa sawit hingga belasan juta rupiah dalam satu tahun ketika mendekati lebaran hingga selama dua tahun berturut-turut Bapak Pinus Mengalami Kerugian Yang Sama.
“kalau dulu saya pernah rugi dua kali dalam dua Tahun setiap lebaran , saya rugi belasan juta duakali dalam dua tahun itu kerugian saya tiga puluhan juta, jadi sekarang saya sudah antisipasi, pelanggan saya semakin sedikit jadi buah itu tidak akan mengendap dirumah, harga buah turun saya tidak akan pusing paling turun seratus, dua ratus perak, saya siap mengantarkannya ke pabrik lansung. Yang jelas ditempat penampungan ada dua sampai tiga ton saya akan antar. Itu prinsip saya usaha sekarang," tutupnya. (Adri)
Tidak ada komentar