Senandung di Masa Pandemi
Musim hujan berdatangan,
Musim kemarau panas berkepanjangan silih berganti, Pandemi juga tak usai.
Bumi pertiwi sedang tak baik,
Luluh lantakan harapan Putra putri bangsa,
Daring menjadikan alasan tuk malas.
Beribu tipu muslihat menunda tugas,
Beratusan akal tak mengiyakan perintah.
Hari penuh kekhawatiran dan ketakutan.
Sanak saudara bepergian kepangkuan mahakuasa, meski takdir belum usai.
Covid-19 ciptakan perih, tinggalkan luka
Sebab kehilangan kekasih.
Rintihan dan tangisan terdengar diseluruh penjuru.
Kesedihan meratapi negeri
Masalah berkali kali hadir di tanah air.
Pandemi yang belum selesai,
Duka hadir pada Sriwijaya air, musnahkan Puluhan raga dalam lautan samudra.
Dari langit hujan bawa berkat kehidupan, datangkan luka duka bagi raga nusa Tenggara.
Doa terbaik dipanjatkan,
Menunggu nasib baik penuh harapan,
Tragedi hadir lagi,
KRI Nanggala hancurkan raga Putra Bangsa.
Berlumuran darah, hancurkan tubuh sisakan belulang.
Air mata bercucuran sambil mengacungkan doa,
Duka dalam meratap tiap jiwa
Entah kapan usai.
Lantas dapatkah mata ini akan terpejam?
Wahai Bumi pertiwi masih dapatkah engkau terpejam?
Lihatlah kesedihan dan rintihan di negeri ini, sedang meratapi
Jutaan harga bertaruhkan raga
Segeralah sediakala, wahai pertiwi.
Selamat Hari Pendidikan Nasional
Penulis : Yovina Selin
Tidak ada komentar