Tingkatkan Toleransi Antar Umat Beragama, IKMAH-SBD Malang Adakan Dialog Terbuka
Berlansungnya Dialog Terbuka |
Papyrus - Organisasi Daerah (ORDA) Ikatan Mahasiswa Sumba Barat Daya (IKMAH-SBD) Malang Raya mengadakan dialog terbuka mengenai hidup bertoleransi antar umat beragama bertempat di Holo Cafe Malang, Jawa Timur, Kamis (06/05/2021).
Diketahui acara tersebut dimulai dari jam 3 sore dan dibuka oleh dewan penasehat Ikmah-SBD. Dalam acara tersebut dihadiri oleh 40 peserta dari berbagai UKM yang ada di Unitri serta berbagai Orda, juga 15 panitia yang mensukseskan acara tersebut.Kegiatan tersebut merupakan program khusus yang sudah direncanakan dari divisi kerohanian Ikmah-SBD dengan mengangkat tema "Hidup toleransi antar umat beragama dalam berbudaya dan majemuk,".
Ketua pelaksana Robertus Longe Kaka mengungkapkan bahwa acara dialog tersebut dilaksanakan melalui dua teknis yaitu secara online dan offline.
"Ada dua teknis yang kami lakukan didalam acara ini yaitu secara online dan offline karena kapasitas yang diberikan itu dibatasi, jadi bagi yang tidak dapat hadir dapat mengikuti via daring. Terkait pandemi kami sudah diberi izin dari pihak keamanan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan handsanitizer dan memakai masker," ujarnya.
Ketua umum IKMAH-SBD Fransiskus Wonda mengungkapkan alasan dari dilaksanakan dialog ini untuk memberikan pemahaman terkait toleransi antar umat beragama bagi mahasiswa Sumba dan yang lainnya.
"Alasan diadakan dialog ini karena di jaman milenial ini banyak mahasiswa yang pengetahuan agamanya tidak didalami dengan baik sehingga pemahaman toleransi antar umat beragama nya kurang, oleh karena itu kami mengadakan dialog ini karena melihat situasi yang terjadi saat ini," katanya saat ditemui Wartawan Papyrus, Rabu (05/05/2021).
Fransiskus Wonda Mete juga menambahkan tentang isu yang diangkat didalam dialog tersebut menyinggung toleransi dalam antar agama yang terbungkus dalam pancasila. Ia menjelaskan, hidup didalam bingkai NKRI harus bersifat universal sehingga tidak bisa membuat aturan secara pribadi.
"Isu yang diangkat ini terkait hidup toleransi antar umat beragama baik bagi mahasiswa SBD maupun saudara-saudari yang ada di Malang ini. Kita hidup didalam bingkai NKRI sehingga apapun itu yang bersifat universal tidak boleh membuat aturan pribadi," tuturnya.
Fransiskus berharap setelah dilaksanakan dialog tersebut kedepannya dapat hidup beradaptasi dengan baik di Kota Malang.
"Harapan kedepannya khusus mahasiswa Sumba Barat Daya hidup toleransinya dapat meningkat dan dapat beradaptasi dengan penduduk Kota Malang ini sehingga itu dapat berbaur dengan masyarakat setempat dan paham kapan waktunya bagi yang muslim untuk sholat sehingga bisa menyesuaikan," pungkasnya. (Asri/Oldy/Rinda)
Tidak ada komentar