Ditengah Pandemi, SMA Katolik St. Thomas Sanggau Gunakan Metode Luring
Kondisi SMAK St. Thomas Ketika Sekolah Dengan Metode Luring |
Papyrus - Masa pandemi Covid-19 di Indonesia belum selesai, semua sekolah diwajibkan menggunakan metode daring (kegiatan belajar mengajar dari rumah saja). Tetapi, SMA Katolik Santo Thomas Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau lebih memilih metode luring, Rabu (09/06/2021).
Salah satu Guru SMA Katolik Suryana Tojok menyampaikan alasan SMA Katolik Santo Thomas Lebih memilih metode Luring. Ia menilai, situasi ditempatnya tidak memungkinkan untuk melaksanakan kulian online atau daring.“Karena kita tahu sendiri daring itu adalah kegiatan yang dilansung berdasarkan jaringan Internet, di tempat kami ini sekolah kami ini jaringan internet masih terbatas kami perlu mengakses segala sesuatu dengan jaringan yang lancar maka dengan berlansungnya atau dengan berjalannya waktu kami memilih jaringan diluar internet atau biasa disebut Luring. Hak ini mendukung proses belajar-mengajar kami lebih lancar. Kami tidak menerapkan medote daring karena siswa-siswi tidak semuanya berada dijalur yang lancar akses internet," ucap Suryana Tojok.
Suryana menegaskan proses berjalannya pembelajaran menggunakan metode luring dianggap cukup efektif. Memberikan materi setelah itu tugas yang akan di kerjakan di rumah.
"Kemudian hari berikutnya jadwal sudah ditentukan maka siswa-siswi datang kembali kesekolah mengumpulkan kembali hasil materi yang sudah mereka pelajari dirumah," tegas Suryana Tojok.
Suryana menyampaikan beberapa hal yang menuntut untuk tidak melaksanakan daring antara lain susahnya akses jaringan internet, pengetahuan mengelola aplikasi masih ada keterbatasan, dan masih banyak siswa-siswi yang tidak memiliki handphone.
"Maka kami juga tidak bisa menuntut bahwa kami harus melaksanakan system daring," tutup Suryana. (Adri)
Tidak ada komentar