Dampak Pandemi, Pura Luhur Giri Arjuno di Kota Batu Batasi Jumlah Pengunjung
Pura Luhur Giri Arjuno di Kota Batu |
Papyrus - Pura Luhur Giri Arjuno merupakan tempat ibadah pemeluk agama Hindu terbesar yang dimiliki Kota Batu. Luas pura ini sendiri kurang lebih 6 hektare. Kompleks pura dipenuhi oleh berbagai bangunan bale yang dikhususkan untuk ritual tersendiri. Terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (07/07/2021).
Pura ini terletak di lereng Gunung Arjuno yang berada di ketinggian 1600 meter di atas permukaan air laut (MDPL).
Untuk mencapai pura ini, hanya butuh menempuh jarak 12 km dari Alun-alun Kota Batu dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Salah satu pemangku dari Pura Giri Arjuno, Arip menjelaskan terkait sejarah berdirinya bangunan pura Giri Arjuno tersebut.
"Dalam pembangunan Pura Giri Arjuno ini dimulai pada tahun 1998, langkah awal yang dilakukan yaitu meratakan tanah yang dulu nya sejajar dengan perkebunan jeruk dan apel," jelasnya.
Aris juga mengungkapkan umat beragama di sekitar saling bertoleransi dan bergotong royong dari berbagai kepercayaan. Mulai dari pemeluk agama Hindu, Kristen dan Muslim.
"Toleransi dan gotong royong Umat beragama disini sangat baik, meskipun mereka bukan umat Hindu, seperti Kristen dan Muslim tetapi solidaritasnya baik. Hal ini dibuktikan dengan keterlibatan masyarakat Disini selama proses pembangunan pura," Ungkapnya.
Ia juga menambahkan selama masa pandemi para pengunjung yang sekedar berwisata di Pura tersebut mulai berkurang. Serta pihak pura setempat juga membatasi jumlah kuota dari wisatawan yang berkunjung.
"Selama masa pandemi tamu yang dari luar kota berkurang, tamunya juga kita batasi terutama tamu yang datang berombongan. Kalau sebelum pandemi, setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu ada rombongan yang datang untuk melaksanakan persembahyangan yang jumlahnya bisa mencapai dua ratus orang. Rombongan yang datang kebanyakan dari Bali," pungkasnya.
Aris juga menuturkan untuk jumlah dari warga Hindu asli di sekitar pura Giri Arjuno sendiri sebanyak puluhan Kepala Keluarga(KK).
"Biasa di sebut Duyung jugo Ngaya atau ngempo atau umat Hindu yang asli masyarakat Disini berjumlah 97 kk," tuturnya.
Ia juga menerangkan untuk waktu buka dari pura sendiri di batasi dan tidak di buka setiap harinya dan hanya di buka saat ada sembyang. Serta ia juga menambahkan untuk setiap tahunnya akan ada diadakan acara ulang tahun Pura atau di biasa di sebut Piu Dalang.
"Untuk jam buka sendiri tidak dalam setiap harinya tidak ditentukan atau dibuka setiap kali akan dilaksanakan persembahyangan jika ada umat yang mau datang bersembahyang pasti dibuka. Setiap tahun sekali kita melaksanakan piu dalang atau ulang tahun," tutupnya. (Nano/Yeni)
Pura ini terletak di lereng Gunung Arjuno yang berada di ketinggian 1600 meter di atas permukaan air laut (MDPL).
Untuk mencapai pura ini, hanya butuh menempuh jarak 12 km dari Alun-alun Kota Batu dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Salah satu pemangku dari Pura Giri Arjuno, Arip menjelaskan terkait sejarah berdirinya bangunan pura Giri Arjuno tersebut.
"Dalam pembangunan Pura Giri Arjuno ini dimulai pada tahun 1998, langkah awal yang dilakukan yaitu meratakan tanah yang dulu nya sejajar dengan perkebunan jeruk dan apel," jelasnya.
Aris juga mengungkapkan umat beragama di sekitar saling bertoleransi dan bergotong royong dari berbagai kepercayaan. Mulai dari pemeluk agama Hindu, Kristen dan Muslim.
"Toleransi dan gotong royong Umat beragama disini sangat baik, meskipun mereka bukan umat Hindu, seperti Kristen dan Muslim tetapi solidaritasnya baik. Hal ini dibuktikan dengan keterlibatan masyarakat Disini selama proses pembangunan pura," Ungkapnya.
Ia juga menambahkan selama masa pandemi para pengunjung yang sekedar berwisata di Pura tersebut mulai berkurang. Serta pihak pura setempat juga membatasi jumlah kuota dari wisatawan yang berkunjung.
"Selama masa pandemi tamu yang dari luar kota berkurang, tamunya juga kita batasi terutama tamu yang datang berombongan. Kalau sebelum pandemi, setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu ada rombongan yang datang untuk melaksanakan persembahyangan yang jumlahnya bisa mencapai dua ratus orang. Rombongan yang datang kebanyakan dari Bali," pungkasnya.
Aris juga menuturkan untuk jumlah dari warga Hindu asli di sekitar pura Giri Arjuno sendiri sebanyak puluhan Kepala Keluarga(KK).
"Biasa di sebut Duyung jugo Ngaya atau ngempo atau umat Hindu yang asli masyarakat Disini berjumlah 97 kk," tuturnya.
Ia juga menerangkan untuk waktu buka dari pura sendiri di batasi dan tidak di buka setiap harinya dan hanya di buka saat ada sembyang. Serta ia juga menambahkan untuk setiap tahunnya akan ada diadakan acara ulang tahun Pura atau di biasa di sebut Piu Dalang.
"Untuk jam buka sendiri tidak dalam setiap harinya tidak ditentukan atau dibuka setiap kali akan dilaksanakan persembahyangan jika ada umat yang mau datang bersembahyang pasti dibuka. Setiap tahun sekali kita melaksanakan piu dalang atau ulang tahun," tutupnya. (Nano/Yeni)
Tidak ada komentar