AYAH
Ilustrasi Ayah (Foto: Atris) |
Memimpin tetapi bukan di kerajaan
Bekerja tetapi buka kuli
Menelusuri setapak kehidupan tiada ujung
Beralaskan duri
Namun, engkau lalui dengan ketulusan dan cinta
Disaat yang lain masih terjebak
dengan kenyamanan
Engkau mengabaikan itu
Demi mencari nafkah
Teriknya matahari yang menyiksa jiwamu
Tak kau hiraukan
Bagimu akan terasa lebih sakit
Apabila istri dan anakmu
Tidak kau nafkai
Pagi dan malam yang terus bergantian
Seakan menjadi penyelasan tersendiri
Ketika melihat anakmu belum kau bahagiakan
Badanmu berbaring tidur
Tetapi pikiranmu bekerja tiada henti
Garis-garis kelelahan terpancar jelas
Namun secepat kilat hilang ditelan waktu
Waktu membawamu menuju ketuaan
Dunia seakan menarikmu kembali ke masa muda
Hingga penyakit usia menghampirimu
Kau jadikan mimpi buruk di tidur malammu
Bahu yang sudah rapuh memikul beban
Ingin kau lepaskan tetapi keadaan
Tak bisa membantumu
Kepada waktu ku meminta
Teruslah berjalan
Tanpa mengambilnya dariku
Karena bahu dan kaki ini
Tak sekuat dia yang kau berikan untukku
Selamat hari Ayah
Penulis: Atris
Tidak ada komentar