Tanggapi Terkait Keberangkatan Mahasiswa, Ini ungkapan Koordinator PMMDN
Foto bersama kunjungan di Suku Kajang, Makasar |
Papyrus – Koordinator Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negri (PMMDN), Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Ungkap alasan mengapa hanya 15 mahasiswa saja yang berangkat ke-Perguruan Tinggi (PT), penerima pertukaran mahasiswa, dari 25 mahasiswa yang terdaftar, saat ditemui diruangan LP3, Rabu (1/12).
Koordinator PMMDN, Irwan Setiabudi mengungkapkan, semua PT penerima pertukaran mahasiswa, Universitas Negeri Makassar (UNM) ,mendapatkan porsi paling banyak. Hal itu membuat pihak UNM menjadi kualahan, sehingga pihaknya membatasi jumlah mahasiswa yang masuk. Pembatasan itu akhirnya juga berpengaruh pada jumlah mahasiswa pertukaran Unitri yang harus diberangkatkan ke-UNM dan setelah itu sebagian lagi menyebar ke kampus-kampus lain.
“UNM, menerima banyak sekali mahasiswa dari seluruh Indonesia. Jumlah seluruhnya 400 mahasiswa, jadi mereka kualahan untuk menerima semuanya, jadi yang diambil separuhnya saja. Karena itu Unitri kebagian hanya sedikit saja di UNM, dan separuhnya disebar ditempat lain, ada yang di Universitas Gorontalo, ada yang di Universitas Hasanuddin, ada juga yang di Universitas Sorong, kemudian ada yang di Universitas Padang, jadi semuanya menyebar," ungkapnya.
Irwan juga mengatakan, unitri sendiri dalam memberangkatkan mahasiswanya tidak seragam, pada satu tanggal yang sama. Pemberangkatan mahasiswa Unitri dilakukan, mulai pada tanggal 7 November 2021 kemarin. Pemberangkatan yang tidak seragam itu terjadi karena Unitri harus mengikuti PT yang akan menerima mahasiswanya.
“Kemudian tanggal berangkatnya beraneka ragam, mulai dari tanggal 7 November kemarin. Sebenarnya itu tergantung perguruan tinggi penerimanya, apa sudah menerima secara luring, kalaupun menerima luring perkuliahannya kapan. Belum lagi kalau harus menunggu keberangkatan agentravel dan yang lain-lannya," tuturnya.
Irwan juga menambahkan mahasiswa yang mengikuti program pertukaran pelajar, selama mengikuti program tersebut, mendapatkan biaya-biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup selama disana serta mendapatkan uang tambahan biaya UKT.
“Untuk dana sendiri ditanggung langsung oleh Kemendikbud yang dikelola oleh LPDP, untuk biaya hidup, perbulannya Rp. 700.000 dan itu dipakai selama empat bulan ,entah itu dipulangkan dulu atau selama mereka aktif kuliah uang akan didapatkan. Selain ada biaya hidup ada juga biaya pulsa Rp 800.000 selama kegiatan ini, kemudian ada juga biaya UKT. Selain dapat dana-dana tambahan, mahasiswa juga dapat dana SPP sebesar Rp 2.400.000," ujarnya.
Salah Satu Mahasiswi Program Studi (Prodi) Akuntansi, pertukaran Pelajar yang berangkat ke Makassar, Apriyani, mengungkapkan kesan-kesannya selama mengikuti perkuliahan di Perguruan Tinggi penerima, mengatakan bahwa adanya perbedaan sistem akademik antara Unitri dan kampus penerima.
"Perbedaannya terdapat pada sistem kelas di Universitas Negeri Makassar, sistem pembagian kelas tidak di cantumkan di Syam ok seperti di Unitri," ujar Apriyani.
Yani juga membagikan pengalaman dan ilmu apa saja yang ia dapatkan selama disana.
"Banyak sekali ilmu yang didapatkan selama mengikuti perkuliahan di Universitas Negeri Makassar, seperti mengenal budaya,interaksi baru dengan warga sekitar serta kampus dan mengenal kuliner khas Makassar dan berbagai macam tempat wisata," tutupnya. (Tina/Alex)
Tidak ada komentar