Cinta, Hidup dan Kehidupan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unitri, Fenansio Deyesus |
Kita tidak pernah pergi dari kehidupan ini sama sekali....
Ketika genap sembilan bulan, ketika nafas tak-lagi dikandung badan
Tubuh kita yang telah terlalu merindu untuk dapat berkasi mesra
Dengan kekasihnya itu, tidur di kamar berhias bunga tabur dengan lilin-lilin kecil
Sebagai penghiasnya, bersiap-siap menyambut datang kekasihnya dengan rindu
Dan dengan cinta yang penuh. Bersetubuh.
Kita tidak pernah pergi dari kehidupan ini sama sekali....
Adalah panggilan cinta yang menggebu-gebu kepada tubuh yang beku
Untuk berbaring di sisinya, bersetubuh melahirkan kehidupan
Kita tidak pernah mati karenanya, kita hanya berubah bentuk
Daya hidup tetap ada di dalam kita, menyebar menyatu dengan daya hidup alam raya.
Alam raya berorkestra melantunkan kidung sucinya
Melelapkan tubuh dalam dekapan kasih mesranya
Kita menjelma ilalang berbunga dan pohon untuk kehidupan,
Kita menjelma sungai untuk kehidupan.
Kita menjelma sungai untuk kehidupan.
Kita tdak pernah pergi dari kehidupan ini sama sekali....
Ibu Pertiwi tidak akan pernah merelakan anak-anaknya pergi darinya
Dikembalikannya anak-anaknya itu kedalam rahimnya
Untuk suatu ketika yang telah sampai pada waktunya, akan kembali Ia lahirkan
Kembali hidup,
Kembali menikmati kehidupan.
Sungguh..
Kembali menikmati kehidupan.
Sungguh..
Kita tidak pernah pergi dari kehidupan ini....
Penulis : Fenansio Deyesus
Tidak ada komentar