Hanya Sekedar Janji
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Marselinus Seliman |
Malam telah pergi
Kini sinar mentari pagi kembali
Menyapamu dengan sinarnya yang indah
Memberikan semangat baru dalam jiwamu yang rapuh
Hingga mengantarmu berjuang sampai senja datang
Memberikan semangat baru dalam jiwamu yang rapuh
Hingga mengantarmu berjuang sampai senja datang
Menghampiri, tanda siangmu telah usai..
Kini engkau mampu menikmati hari-harimu dengan bahagia....
Namun entah mengapa, aku kembali
Mengingat kenangan tempo dulu
Kenangan aku, kamu dan kita bersama-sama
Kenangan aku, kamu dan kita bersama-sama
Menghabiskan malam dengan bahagia
Dan kemudian kamu berjanji akan setia,
Dan kemudian kamu berjanji akan setia,
Peduli dan bahkan produktif atas namanya
Entah ucapan darimu palsu atau fakta akupun tak tahu
Namun aku tetap menunggu dan berharap
Coretan tanganmu terpampang rapi di website Papyrus
Hingga sampai detik ini
Hingga sampai detik ini
Aku tak pernah lihat kata mutiara darimu
Yang mampu menyemangatiku
Dan kini aku sadar, aku hanya menunggu dan terus menunggu
Namun baju biru dengan logo yang terpampang manis
Terus engkau kenakan
Identitas diri atas namamu sebagai wartawan
Identitas diri atas namamu sebagai wartawan
Terus engkau gantung dalam dinding kamarmu
Tetapi semua itu hanya formalitas bagimu
Karena engkau tak pernah bangga
Menjadi bagian terpenting dalam dirinya
Kini aku kembali bertanya padamu
Kenapa engkau pergi dan menghilang tanpa kabar
Kenapa engkau hadir dalam dirinya
Kini aku kembali bertanya padamu
Kenapa engkau pergi dan menghilang tanpa kabar
Kenapa engkau hadir dalam dirinya
Jika tak mampu membahagiakannya
Dan kenapa engkau berjanji atas namanya
Dan kenapa engkau berjanji atas namanya
Jika engkau tak dapat komitmen dengan janjimu
Aku hanya menginginkanmu kembali bersemangat
Seperti tempo dulu saat kau ucapkan janji
Kembali berkarya dengan cuitan manismu
Kembali berkarya dengan cuitan manismu
Seperti pesan singkat kepada pemilik hatimu
Jangan pernah pergi dan puas dengan pencapaianmu
Jangan pernah bosan dengan lika-likunya perjuangan
Tetapi teruslah melangkah meski tugas dosen terus hadir silih berganti
Jangan pernah pergi dan puas dengan pencapaianmu
Jangan pernah bosan dengan lika-likunya perjuangan
Tetapi teruslah melangkah meski tugas dosen terus hadir silih berganti
Kehangatan kamar kosmu terus menggodamu untuk menetap
Tetapi karena cintamu terhadap Papyrus
Enkau mampu mengalahkan semuanya itu dengan indah
Hingga coretan tanganmu terus engkau lihat sampai kapan dan di manapun kamu berada nanti..
Penulis : Marselinus Seliman
Mantapp.. ase geongg teruslah berkarya Jangan patah semangatt...
BalasHapus