Peluang Mengenal Ragam Budaya, Modul Nusantara Dianggap Menarik Oleh Mahasiswa Inbound PPMDN UNM
Kegiatan Kontribusi Sosial, Dosen Pengampu, Supriardi Torro (Kiri), Tengah Menanam Bibit Pohon Bersama Salah satu Mahasiswa Inbound PPMDN UNM |
Papyrus - Terapan program Modul Nusantara Kampus Merdeka Belajar, Mahasiswa Pertukaran Pelajar di bawah bimbingan Dosen Pengampu Supriardi Toro lakukan kunjungan Kebhinekaan di berbagai tempat di Sulawesi Selatan, Kamis, 23/12.
Modul Nusantara ini merupakan salah satu program yang di terapkan pemerintah sebagai alur bagi mahasiswa PPMDN untuk bisa mengenal keragaman budaya yang berada di berbagai tempat di PT penerimanya masing-masing.
Hal yang sama juga dilakukan oleh salah satu dosen pengampu Modul Nusantara, Supriardi Torro bersama mentornya mendampingi mahasiswa Inbound Universitas Negeri Makasar, mengajak mahasiswa melakukan kunjungan di berbagai tempat yang ada di Sulawesi Selatan Sendiri.
Salah satu Mahasiswa inbound yang berasal dari Universitas Syiah Kuala Aceh, Anis Monika, mengungkapkan bahwa mereka melakukan kunjungan di beberapa tempat salah satunya mengenal Suku Kajang di Bulukumba.
“Kami kemarin melakukan kunjungan ke Kajang, tepatnya ke Kajang dalam. Waktu kesana kami diwajibkan memakai pakaian hitam semua dan bertelanjang kaki. Kami kunjungannya tepatnya di Amatoanya, kepala Sukunya,” ujar Anis saat diwawancarai Papyrus Rabu, (22/12).
Untuk daerah Suku Kajang sendiri ada dua yaitu Suku Kajang Luar dan Suku Kajang Dalam. Namun, kedua memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Untuk Suku Kajang Luar sudah mengenal peradaban dan lebih terbuka dengan masyarakat luar sementara untuk Suku Kajang Dalam sendiri masih cukup primitif.
Selain itu, pengunjung yang berkunjung disana wajib menggunakan pakaian serba hitam serta bertelanjang kaki. Hal ini dilakukan, karena Suku Kajang Dalam sendiri hanya mempercayai dua warna yaitu Hitam dan Putih serta posisi dapur di tempatkan bagian depan sedangkan ruang tamu dibagian belakang.
“Untuk Suku Kajang sendiri ada dua yaitu Suku Kajang Luar dan Suku Kajang Dalam. Keduanya sangat berbeda. Kalau Suku Kajang Luar sudah lebih terbuka dan mengenal peradaban. Seperti listrik dan akses jalan transportasi juga bagus. Beda dengan Suku Kajang Dalam, jalannya masih bebatuan dan mereka masih belum mengenal peradaban. Mereka hanya percaya dua warna yaitu warna hitam dan putih saja. Dapurnya juga ada dibagian depan rumah sedangkan ruang tamunya di tempatkan bagian belakang rumah,” lanjutnya
Selain berkunjung ke Kajang, mereka juga diajak untuk melakukan kegiatan sosial penanaman 2.500 bibit pohon bersama Bupati Maros, Kepada Dinas, Kepada Desa setempat serta Komunitas Ikatan Geografi.
“Kami juga melakukan kontribusi sosial melalui kegiatan dari anak Ikageo. Setiap tahunkan mereka melakukan pertemuan antara Alumi Ikatan Geografi. Kebetulan pak Toro juga alumni Ikageo, jadi kami di ajak untuk bersama mereka melakukan kegiatan penanaman 2.500 bibit pohon bersama Bupati Maros, Kepala Dinas, dan Kepada Desa setempat juga,” jelasnya.
Mahasiswa Inbound UNM ini juga berharap Kegiatan kebhinekaan modul Nusantara semakin banyak serta mahasiswa modul Nusantara dibawah bimbingan Dosen Pengampu Supriardi Toro semakin Kompak serta kebersamaanya terasa.
“ Berharap kegiatan Modul Nusantara ini makin banyak, serta kekompakan serta kebersamaan kami sebagai mahasiswa Modsus juga semakin terasa,” harapnya. (Sukacita)
Tidak ada komentar