Peringati KAA ke-67, Pusdiwasbang Unitri adakan webinar
Berlangsungnya diskusi webinar memperingati Konferensi Asia Afrika |
Papyrus - Memperingati Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung 1955 yang Ke-67, Pusat Studi Dan Wawasan Kebangsaan (Pusdiwasbang) Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, menyelenggarakan Webinar di Gedung Olahraga (GOR), Selasa 05/04.
Konferensi Asia Afrika yang sering disebut sebagai Konferensi Bandung, yaitu konferensi antar Negara-negara di Asia dan Afrika yang baru saja merdeka atau terlepas dari penjajahan. Konferensi ini diselenggarakan oleh beberapa Negara di kawasan Asia dan diperingati setiap tanggal 18-24 April.
Menindaklanjuti hal ini, Pusdiwasbang Unitri bekerja sama dengan keluarga dari Mr. Ali Sastroamidjojo, yang merupakan salah satu orang yang berperan penting dalam KAA tersebut, menyelenggarakan webinar, yang dihadiri langsung oleh cucu dari Mr. Ali dan diikuti oleh puluhan Mahasiswa serta beberapa pemateri secara luring dan daring.
Sekertaris Pusdiwasbang, Agustinus Ghunu, SE., M.MA., M.AP menjelaskan kegiatan ini adalah program kerja tahunan, dan bersifat terbuka untuk umum, baik kalangan mahasiswa Unitri maupun luar Unitri sampai kalangan masyarakat, yang dilakukan secara luring dan during.
"Kita ada program yang setiap tahun dilakukan, tergantung efek dan momennya. Misalnya hari ini Konferensi Asia Afrika, maka kita akan melaksanakannya ataupun hari-hari besar lainnya. Kegiatan ini terbuka untuk umum, mulai dari Dosen, Karyawan, Mahasiswa, maupun Masyarakat yang ingin mengikuti kita sangat menerima, dan dilakukan secara hibrid yaitu luring dan daring," jelasnya.
Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan ini yaitu Refleksi Peringatan 67 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung "Meneladani Perjuangan Mr. Ali Sastroamidjojo dan kelayakan menjadi Pahlawan Nasional" dengan tujuan, agar tetap memgingat jasa para pahlawan.
"Tujuannya yaitu ingin mengajak generasi milenial khususnya Mahasiswa, supaya tidak melupakan sejarah dan mengkhianati bentuk perjuangan, dari para pahlawan Bangsa," katanya.
Sebagai penanggung jawab dari kegiatan ini, Agustinus berharap, sebagai generasi muda yang mampu membawa perubahan, yang tentunya berawal dari diri sendiri agar bisa mengubah orang lain, serta sebagai generasi yang hidup di era digital, untuk tidak melupakan sejarah walaupun tantangan zaman semakin berkembang.
Cucu dari Mr. Ali Sastroamidjojo, Tarida menyampaikan apresiasi kepada Pihak Unitri, karena telah menyelenggarakan kegiatan ini, dan sebagai orang Jawa untuk menghargai Almarhum, kegiatan ini harus dilaksanakan oleh pihak lain.
Taridah mengatakan, untuk menjadikan Ali sebagai pahlawan merupakan usulan dari keluarga sejak tahun 2013, sampai pada tahun 2021 bentuk pengusulan ini, disampaikan melalui Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Namun, prosedur yang ditetapkan oleh pemerintahan tidak ada kejelasan, sehingga dianggap expired.
"Pengusulan ini dimulai sejak tahun 2013, dan pada bulan Mei tahun 2021 kemarin, kita sudah menghadap ke Gubernur Jawa Tengah untuk bisa melaksanakan kegiatan ini. Namun, prosedur yang dikeluarkan oleh pemerintah, tidak ada kejelasan dan membuat kita down. Sampai akhirnya, pada tahun 2015 dikeluarkan surat rekomendasi dari Bupati, tetapi surat itu sudah dianggap expired oleh Gubernur," jelasnya.
Tarida juga menambahkan, apapun bentuk prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah, keluarga akan selalu mendukung, karena ini adalah suatu bentuk menghargai Mr. Ali yang sudah berjuang untuk kepentingan negara.
"Jadi, saya sampaikan kepada Prof. wani terkait apa yang masih diperlukan untuk mengajukan prosesi ini, dan kita pihak keluarga akan siap mensupport. Karena, ini adalah bentuk menghargai beliau sebagai Pahlawan Indonesia, yang berjuang bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk Negara," ujarnya.
Di akhir wawancara, Tarida memberikan pesan kepada Mahasiswa agar kegiatan-kegiatan positif seperti ini, harus selalu diikuti oleh Mahasiswa, sehingga terbangkitnya spirit bagi pemuda. Karena, Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu pemicu kemerdekaan bagi 20 Negara termasuk Negara Indonesia. (Beatriks Uta / Asriani).
Tidak ada komentar