Bungkam Komunikasi Toxic Mahasiswa, Komunikasi Unitri Adakan Teater Monolog
Salah Satu Peserta Lomba Tengah menampilkan Teater Monolog di Graha Utama Unitri, Sabtu (18/6) |
Papyrus - Program Studi (Prodi) Ilmu komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, gelar Teater Monolog Bungkam di Ruang Gaduh, di Graha Utama Unitri, Sabtu, 18/06.
Event tersebut diangkat dari lahirnya keresahan terhadap komunikasi Toxic, yang sering muncul dan di jumpai dalam realita hidup sehari-hari. Tidak hanya lingkup media social sampai ruang lingkup social bahkan daerah lingkungan kampus.
Teater monolog tersebut mewadahi mahasiswa Ilmu Komunikasi Unitri, untuk bebas berekspresi, sebagai perlawanan terhadap bentuk Toxic komunikasi yang sering terjadi dalam kalangan mahasiswa, ruang lingkup kampus, dan lingkungan sosial di luar kampus.
Penanggung jawab kegiatan, Maria Ayulita Pakul, menyampaikan Teater Lidah Bungkam di Ruang Gaduh, memberikan ruang kepada mahasiswa Komunikasi untuk mengekspresikan diri dalam teater monolog dalam bentuk seni. Yang berhubungan dengan komunikasi bebas berekspresi, berkreasi dan tidak bermonoton.
“Ada banyak fenomena, kita melihat bahasa-bahasa kalangan mahasiswa itu sekarang, tidak sesuai tempat seharusnya. Seperti bahasa kasar dan sindiran terhadap satu sama lain," Ungkapnya.
Mahasiswa komunikasi semester 4 itu mengungkapkan, event tersebut berkaitan dengan pemenuhan mata kuliah MICE akhir semester serta bekerja sama dengan Unit kerja Mahasiswa (UKM) Teater Kopi sebagai tim juri dalam event yang diadakan.
Dosen Pangampu Mata Kuliah MICE, Asfira Rachmad Rinata., S.I.Kom.,M.Med.Kom menyampaikan event yang dilaksanakan merupakan serangkaian acara konsentrasi Publik Relation (PR) angkatan 2020 sebagai praktikum dari mata kuliah Event. Disisi lain, memberikan kebebasan terhadap mahasiswa dalam menentukan sebuah event dengan tujuan melatih mahasiswa dalam mengkoordinasikan sebuah event.
“Event teater monolog hari ini mahasiswa yang menentukan, dari konsep, judul event dan sebagainya, mahasiwa bebas menentukan event apa yang akan dilaksanakan. Mahasiswa bebas berkreasi apapun dalam melaksanakan sebuah event. Sehingga mahasiswa mampu membuat konsep event serta mengkoordinasi eventnya” imbuhnya. (Yovina Selin)
Tidak ada komentar