Unboxing Oleh Oleh, Ekspedisi Indonesia Baru Paparkan Temuan Lapangan Selama 424 Hari
Papyrus - Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, menggelar paparan temuan lapangan dengan Tim Ekspedisi Indonesia Baru setelah keliling Indonesia selama 424 hari, di Graha Utama Lantai 2 Unitri pada Jumat 06/10.
Salah satu anggota ekspedisi Indonesia baru Benaya Ryamizard Harobu menyampaikan, Ekspedisi Indonesia Baru melakukan perjalanan keliling Indonesia ini sebagian besar ingin merekam mimpi orang-orang Indonesia.
"Kami keliling Indonesia untuk merekam mimpi-mimpi orang Indonesia diberbagai pelosok dari Aceh sampe Papua dari Utara sampe Selatan. Merekam imajinasi mereka tentang Indonesia dan apa yang di harapkan untuk Indonesia dimasa yang akan datang," capainya.
Benaya juga mengatakan bagaimana mereka menghadapi tantangan fisik dan mental selama melakukan perjalanan dalam kegiatan ekspedisi ini.
"Selama 424 hari atau satu tahun lebih bukan waktu yang singkat dan beberapa kali ketika kami sakit fisik kami terpaksa berhenti. Kami juga merasakan sakit mental karena liputan yang keras, kami harus mengatur emosi dan juga mental, supaya tidak terlalu jenuh walaupun dengan berbagai cara," katanya.
Benaya juga mengungkapkan, seluruh daerah yang mereka kunjungi selama melakukan perjalanan, sebagian besar melibatkan konflik, seperti konflik sawit, dan konflik yang lain.
"Selama perjalanan ekspedisi ini banyak pengalaman dan juga hal hal yang menarik yang kami temui dari Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua dan Sulawesi, semuanya menarik. Bahkan, sebagian besar melibatkan konflik, kami tetap menganggap itu menarik setelah kami tau konfliknya seperti konflik sawit, dan konflik yang lainnya," ungkapnya.
Alumni mahasiswa Unitri itu juga menambahkan, kehadiran tim ekspedisi Indonesia baru didaerah yang mereka kunjungi, masyarakat menganggap tim ekspedisi Indonesia baru adalah bagian masyarakat.
"Syukurnya disini kami tidak sendiri di perjalanan ini, dan kami banyak dibantu oleh orang-orang lokal. Kami makan pun kadang di tanggung oleh mereka dan transportasi juga kadang gratis, karena mereka merasa bahwa kami adalah bagian dari mereka," tambahnya.
Benaya berharap, supaya seluruh masyarakat Indonesia tetap bersatu untuk mempertahankan lahan, tanah ,dan mempertahankan kehidupan generasi kedepannya.
"Harapan yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat Indonesia semoga beberapa masyarakat adat yang terus menolak agar tetap bersatu, mempertahankan lahan, tanah, dan mempertahankan kehidupan generasi mereka kedepannya," tutupnya. (Rino/Paskal/Rigen).
Tidak ada komentar