Lestarikan Kearifan Lokal Kelompok 9 PMM-4 Pelajari Tentang Topeng Coklat dan Topeng Malang
Papyrus - Dalam upaya melestarikan Kearifan lokal, Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM-4) Kelompok 9 Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, mengadakan kegiatan mewarnai Topeng coklat dan Topeng Malang yang diselenggarakan di Graha Lantai 2 Unitri pada Sabtu, 04/05.
Pendamping Kelompok 9 PMM-4 Kardiana Metha Rozhana, S. Pd., M.Pd mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu acara dari program PMM-4 yang di selenggarakan oleh kelompok 9 tentang topeng Malang dan coklat topeng Malang yang dibuat oleh kaum difabel.
"Sebenarnya ini adalah acara dari Mahasiswa PMM-4 dan kita dari kelompok 9 mengambil tema tentang topeng Malang dan coklat topeng Malang yang di buat oleh kaum difabel" katanya.
Rozhana juga menambahkan, bahwa kegiatan ini turut mengundang 5 pemateri dari PT. Titik Tengger yang yang merupakan pengolah coklat menjadi topeng coklat, membatik, dan topeng Malangan.
"Kegiatan hari ini yang hadir itu 25 mahasiswa PMM - 4 dan juga 5 pemateri dari PT. Titik Tengger yang mengolah coklat menjadi topeng coklat, topeng Malangan, kemudian disana juga ada kegiatan membatik. Namun, saat ini kami hanya berfokus tentang topeng Malang dan coklat topeng Malang," tambahnya.
Rozhana berharap, mahasiswa PMM-4 ini bisa mengenal kebudayaan yang ada di Kota Malang dan juga bisa melestarikan kearifan lokal di Indonesia serta topeng Malang ini dapat berkembang, karena masih ada beberapa sekolah di Malang yang belum mengenal topeng Malang itu sendiri.
Pendamping mahasiswa PMM-4 kelompok 9 itu juga mengungkapkan, dalam kegiatan P5 yang akan dilaksanakan pada akhir kegiatan PMM akan melakukan kontribusi sosial di Sekolah Dasar (SD) tentang topeng Malang.
"Di akhir kegiatan PMM akan ada program P5 yaitu kontribusi sosial di sekolah SD, mereka akan menjelaskan tentang topeng Malang sehingga hari ini mereka belajar tentang topeng Malang dan nanti di implementasikan di akhir program PMM yaitu kontribusi sosial," tutupnya. (Resti damus/Gregorius Sandrio).
Tidak ada komentar